Lembang Bandung, 17 Maret 2022
Adalah seorang Sapto Wahyudi selaku General Manager (GM) Kawasan Wisata Alam Grafika Cikole, dengan semangatnya beliau memberi penjelasan tentang Kawasan Wisata Alam Grafika Cikole. Dihadapan peserta Orientasi Lapangan Rapat Kerja Teknis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kalimantan Timur 2022. Menurutnya, kawasan ini dibangun sejak 2007 dengan niatan ekspansi anak perusahaan yang baru di Cikole Lembang.
Sebelumnya, usaha wisata alam ini sudah ada di kota-kota besar lainnya; di Gombong, Jogyakarta, dan Bandung. Konsep awal adalah’ beverage and food’, seiring waktu berkembang dengan dibuatnya wisata alam ( camping ground, out bond dan flying fox). ”Awal membangun kawasan ini bermodalkan kepercayaan dari PT.INHUTANI untuk mengelola hutan pinus dengan melibatkan masyarakat setempat” ujar Sapto. Dalam mengembangkan kawasan, bukanlah hal yang mudah. Pihak Grafika mendatangkan investor. ‘;Ada pertentangan kepentingan antar PT.INHUTANI dan investor. Kami harus pandai dalam mencermati dan bijaksana keinginan kedua pemangku kepentingan tersebut” lanjut Sapto.
Kini, Beverage dan food sudah menjadi andalan, sedang flying fox, out bond dan camping ground telah banyak pula peminatnya. Sebelum pandemi, pihak manajemen mempeketjakan lebih 500 orang. Diantara pekerja terdapat masyarakat sekitar kawasan. Sekanjutnya, kawasan ini juga sangat taat dalam membayar pajak.Seringkali kawasan Grafika Cikole ini digunakan Dinas Pariwisata dan dinas atau kembaga lain untuk berkegiatan. Untuk promosi, kawasan nyaman ini tetap mengandalkam digital marketing, travel agent dan pramuwisata.
”Kawasan Wisata Alam Grafika Cikole. Kini, Semakin diminati.Apalagi pandemi ini berlalu. Prinsip kami, selalu memberikan pelayanan terbaik” ucap Sapto yang sekaligus menutup pertemuan tersebut.