
Samarinda — Peringatan Hari Pariwisata Dunia yang jatuh pada tanggal 27 September diperingati Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur melalui kegiatan bincang-bincang seputar pariwisata. Kegiatan tersebut digelar di Samarinda Theme Park (STP), Jumat (26/9/2025).
Acara ini bukan hanya menjadi ruang diskusi mengenai arah pembangunan sektor wisata, tetapi juga sarana memperkenalkan destinasi rekreasi baru di ibu kota provinsi, yakni STP yang berada di Jalan D.I. Panjaitan, simpang tiga poros Lempake.
Tema internasional Hari Pariwisata Dunia 2025 adalah Tourism and Sustainable Transformation atau Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan. Tema ini menekankan pentingnya industri wisata dalam menghadapi perubahan zaman sekaligus beradaptasi dengan tantangan baru.
Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, menjelaskan bahwa transformasi berkelanjutan memiliki empat aspek penting. “Pertama pembangunan yang adil dan merata, kedua pelestarian warisan budaya, ketiga perlindungan lingkungan, dan terakhir kemampuan sistem maupun mitra pariwisata dalam mendukung keberlangsungan sektor ini,” terangnya.
Ririn juga mengingatkan, Hari Pariwisata Dunia pertama kali digagas oleh Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) PBB pada 1980, dengan tanggal 27 September dipilih sebagai momentum lahirnya statuta WTO tahun 1970 yang dianggap tonggak sejarah pariwisata global.
Sejalan dengan arahan Kementerian Pariwisata, Dispar Kaltim kini berfokus pada dua hal utama: digitalisasi promosi destinasi serta peningkatan daya saing wisata di daerah. “Kami ingin pariwisata menjadi penopang ekonomi Kaltim di masa depan, khususnya setelah migas,” tegas Ririn.
Tercatat, Kaltim masuk empat besar nasional dengan indeks pariwisata 4,54 pada 2024. Hal ini membuktikan sektor wisata berperan penting dalam mendorong transportasi, kuliner, hingga lapangan kerja. Karena itu, Ririn menekankan perlunya peningkatan aksesibilitas dan sarana prasarana wisata.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD Putri Kaltim, Dian Rosita, menambahkan bahwa pariwisata berkelanjutan memiliki tiga pilar: lingkungan, sosial, dan ekonomi. “Prinsip ini memastikan bahwa pariwisata memberi manfaat jangka panjang tanpa menguras sumber daya alam,” jelasnya.
Dian juga menyoroti multiplier effect yang dimiliki pariwisata, yaitu efek ganda yang mampu menggerakkan berbagai sektor dan memberi keuntungan luas bagi masyarakat. “Kuncinya ada di sumber daya manusia, karena pariwisata menyentuh banyak aspek dan individu,” tambahnya.
Selain diskusi, acara ini juga menjadi ajang mengenalkan STP sebagai destinasi baru di Samarinda. Taman rekreasi ini mengusung konsep Jepang dengan 13 wahana, mulai dari komedi putar, bianglala, hingga Snow World, wahana salju pertama di Kaltim.
Dengan hadirnya destinasi baru serta semangat transformasi berkelanjutan, sektor pariwisata diharapkan semakin berperan sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya di Benua Etam.
Admin : ER
Penulis : CP
Berita lainnya follow Official Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, melalui IG @dinaspariwisatakaltim