Kategori Destinasi Wisata di Kaltim:
- Wisata Alam:
- Taman Nasional Kutai (Bontang): Habitat alami orangutan dan keanekaragaman hayati.
- Labuan Cermin (Berau): Danau unik dengan dua lapisan air (asin dan tawar).
- Pulau Derawan, Maratua, Kakaban, Sangalaki (Berau): Surga wisata bahari, terkenal dengan snorkeling dan menyelam, termasuk habitat ubur-ubur tak menyengat di Kakaban.
- Hutan Lindung Wehea (Kutai Timur): Kawasan konservasi untuk flora dan fauna endemik.
- Wisata Sejarah dan Budaya:
- Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara (Tenggarong): Pusat budaya Kesultanan Kutai.
- Museum Mulawarman (Tenggarong): Menyimpan koleksi sejarah Kesultanan Kutai.
- Lamin Dayak (Berau, Mahakam Ulu): Rumah adat suku Dayak, yang menunjukkan budaya dan tradisi lokal.
- Wisata Buatan dan Modern:
- Jembatan Mahkota II dan Mahakam (Samarinda): Ikon modern Kaltim.
- Taman Tepian Mahakam (Samarinda): Kawasan rekreasi di tepi sungai Mahakam.
- Ekowisata dan Wisata Desa:
- Desa Wisata Sanggam (Berau): Desa berbasis ekowisata dan kebudayaan.
- Desa Pela (Kutai Kartanegara): Tempat migrasi burung air dan ekowisata berbasis masyarakat.
Statistik Umum Pariwisata di Kaltim
Menurut data Dinas Pariwisata (per beberapa tahun terakhir):
- Jumlah Objek Wisata: Lebih dari 250 lokasi, termasuk yang telah berkembang dan yang masih potensial untuk dikembangkan.
- Kontribusi terhadap Pendapatan Daerah: Pariwisata memberikan kontribusi signifikan, terutama dari destinasi unggulan seperti Derawan dan Maratua.
- Jumlah Wisatawan (2022-2023):
- Wisatawan Domestik: Ratusan ribu hingga jutaan kunjungan per tahun.
- Wisatawan Mancanegara: Mayoritas berkunjung ke Pulau Derawan, Sangalaki, dan Maratua.
Pengembangan Terkait IKN
Dengan adanya rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), sektor pariwisata di Kaltim diproyeksikan akan berkembang pesat. Fokusnya adalah:
- Pengembangan destinasi ekowisata.
- Modernisasi infrastruktur wisata.
- Peningkatan promosi wisata berbasis budaya lokal.
IKN adalah singkatan dari Ibu Kota Negara, yang merujuk pada rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke wilayah yang baru, yaitu di Nusantara, Kalimantan Timur. Proyek ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah Indonesia untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh Jakarta, termasuk:
1. Overpopulasi di Jakarta
Jakarta, sebagai pusat pemerintahan, bisnis, dan ekonomi, menghadapi masalah kepadatan penduduk yang ekstrem, kemacetan, dan tekanan terhadap infrastruktur.
2. Masalah Lingkungan
- Jakarta berada di daerah yang rawan banjir.
- Penurunan tanah (land subsidence) akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan membuat sebagian wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut.
3. Pemerataan Pembangunan
Pemindahan ibu kota bertujuan untuk mempromosikan pembangunan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa, sehingga mengurangi kesenjangan antara daerah.
Lokasi IKN Nusantara
- Berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
- Lokasi dipilih karena berada di wilayah yang relatif aman dari bencana alam seperti gempa bumi dan banjir besar.
Fokus Pembangunan IKN
- Kota Berbasis Konsep Hijau (Green City):Dirancang untuk menjadi kota ramah lingkungan dengan energi terbarukan, sistem transportasi publik yang modern, dan infrastruktur yang mendukung keberlanjutan.
- Smart City:Memanfaatkan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi operasional kota, termasuk dalam pelayanan publik, keamanan, dan pengelolaan data.
- Keanekaragaman Budaya:Nusantara diharapkan menjadi pusat budaya yang mencerminkan keanekaragaman Indonesia.
Tahapan Pembangunan
Proyek ini direncanakan secara bertahap:
- Tahap Awal (2024): Relokasi beberapa fungsi pemerintahan.
- Penyelesaian Utama: Pengembangan infrastruktur dasar, gedung pemerintahan, dan perumahan.
- Pengembangan Berkelanjutan: Transformasi menjadi pusat kota modern.