Melak, Kutai Barat –20 – 21 September 2024, Pelatihan pemandu wisata minat khusus, yaitu pemandu ekowisata, berhasil digelar oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat pada 20 – 21 September 2024. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta, yang merupakan perwakilan dari anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa wisata, anggota HPI dan pelaku wisata pada destinasi wisata se Kabupaten Kutai Barat. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Kutai Barat, Dr. Yuyun Diah Setiyorini, S.STP.S.H., M.Si, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya pengetahuan dan keterampilan pemandu wisata dalam mengelola ekowisata yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Yuyun menyampaikan bahwa para pemandu wisata memiliki peran vital dalam menjaga kelestarian alam melalui ekowisata. Menurutnya, seorang pemandu ekowisata tidak hanya berfungsi sebagai pengarah atau pemandu jalan, melainkan juga sebagai fasilitator dan penghubung antara wisatawan dengan alam.
“Pemandu ekowisata haruslah memiliki pemahaman mendalam tentang ekosistem yang mereka pandu, mulai dari flora dan fauna hingga dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Dengan demikian, mereka dapat menyampaikan informasi edukatif kepada wisatawan dan memastikan bahwa setiap aktivitas wisata tidak merusak alam,” ujar Yuyun.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan seperti ini penting untuk meningkatkan kompetensi pemandu lokal dalam mendukung pengembangan ekowisata di Kutai Barat. “Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk menambah wawasan teknis, tetapi juga untuk membentuk kesadaran bahwa setiap pemandu ekowisata adalah duta pelestarian lingkungan. Semakin pemandu ekowisata memahami pekerjaannya, semakin besar peran mereka dalam mencegah kerusakan lingkungan dan meningkatkan nilai wisata berbasis konservasi di daerah kita,” ungkap Yuyun.
Pelatihan ini menghadirkan enam narasumber yang berasal dari DPD HPI Kaltim dan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), yaitu Awang Jumri, Lena Juita, Herlina, Muhammad Kadapi, Warnidah dan Wisnu Ismunandar. Materi yang disampaikan mencakup teknik pemanduan dasar, K3 dalam pemanduan wisata, karakter geologi Kutai Barat, serta strategi pemasaran ekowisata yang berkelanjutan.
Selain teori, peserta juga mengikuti praktik lapangan di Wisata Geronggong, Desa Engkuni Pasek, pada hari terakhir pelatihan. Di lokasi ekowisata tersebut, peserta mempraktikkan keterampilan pemanduan, seperti pengenalan ekosistem lokal dan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peserta mampu menjadi pemandu ekowisata yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang ekologi dan berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam Kutai Barat.
“Kami optimis, pemandu yang dilatih dalam kegiatan ini akan menjadi motor penggerak pengembangan ekowisata di Kutai Barat, yang bukan hanya memajukan pariwisata, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Yuyun.